Minggu, 13 Maret 2011

Terbelah

Memikir hijau akhir muda
Tak buta untuk bulan baru
Seakan mengungkap sisi gelapku

Habiskan waktu tertunduk pilu
Siapa diriku
Teriak diam
Bagai hantu air beku

Habis akal
Tanya tanpa jawab
Membuat terkubur mati

Malam siangku
Bukan aku tertunggu
Ini bukti siapa aku

Jumat, 28 Mei 2010

Bulan Menangis

Mulai gila
Melihat ke sana
Berharap melihat matamu lagi
Mengetahui kau tidak di sisiku lagi
Apa yang harus kulakukan untuk mendekapmu?
Terkurung perih
Kau tak di sini
Haruskah ku tunggu seperti bintang?

Rabu, 19 Mei 2010

Kisah Sang Bulan

Ketika hati tenggelam karena waktu
Ketika waktu mengikis hampa harapan
Apakah kau tetap memikirkan aku?
Seseorang yang meneriakan namamu ketika terlelap
Seseorang yang mengingat setiap lekuk senyummu
Seseorang yang menangis perih ketika senyum itu hilang

Ketika matahari menerpa diriku
Ketika waktu membuat dirinya bersamamu
Apakah kau akan melirik diriku?
Seseorang yang memuja indah wajah tidur lelapmu
Seseorang yang hadir di malam mu yang lelah
Seseorang yang hanya bisa memberi sinar kelam

Apa ini takdirku?
Tak bisa mendekapmu walau sedetik dalam waktu abadi?
Waktu yang membelenggu
Menertawakan ketakberdayaanku

Apa kah tidak ada kehidupan lain untukku?
Kehidupan yang memberiku izin pada waktu yang mengerikan ini
Kehidupan yang membuatku tidak akan melakukan hal ini
Hal yang paling membosankan dan paling menyedihkan dari seluruh kehidupan...


"Menunggu"







(Akan ku nanti dirimu untuku, walau harus menunggu seribu kehidupan.)

Minggu, 09 Mei 2010

Sedih

Membayangkan sedih itu apa, ketika melihat ia menangis.
Apakah sakit? Mengapa ia meneteskan air mata?
Apa yang salah?
Menganggap itu hal bodoh yang biasa...
Aku belum mengerti arti sedih sesunggahnya.
Sampai ketika ku lihat kau membaur dengan udara.
Tidak meninggalkan sisa...
Dan ketika tersadar...
Basah telah di pipi...

Jumat, 07 Mei 2010

Sendiriku

Sendiri dalam lembah pikiran.
Bertemankan suara tetes air yang menghantam tanah.
Tersesat oleh suaranya yang menenangkan.
Tanah itu hancur, mencekung dan dingin, tapi tetap tenang.
Tenang seakan itu memang semestinya.
Pikiran ku terkikis oleh suara air, seperti tanah yang di lebur air.
Senang merasakan kesendirian ini, tapi...
Aku sendiri...

Udara dingin menemaniku.
Yang mencurahakan dirinya padaku.
Tersadar tetes air terhenti, entah kenapa bulirnya enggan kembali.
Setelah air pergi, aku tau, aku benar-benar sendiri...
Karena air hidupku...

Minggu, 02 Mei 2010

Prelude

Mungkin sudah saatnya berpikir seperti ini. Ketika yang kau dapat hanya sedih.
Aku hanya memikirkan seseorang, seseorang yang merubah semua ini. Aku hanya manusia yang memiliki otak yang kecil, aku tahu itu, tapi apa aku bodoh jika hanya memikirkan dirinya?

Selintas diriku berfikir, apa benar aku cinta dirinya?
Yang aku tahu, seseorang yang kita cintai tidak selamanya akan menemani, tidak selamanya ada di sisi. Mereka hanya singgah untuk mengambil sisa kehidupan diri dan ketika mereka pergi, semua hilang.
Semua harus begitu...

Ketika tersadar, aku mengerti kenapa dia hadir.
Dia hadir bukan untukku, tapi untuk hidupku...
Memberitahuku cara lain untuk mengetahui hidup ini...
Memberiku sebuah arti...

Dia memang bukan takdirku,tapi...
Dia membantu ku mencari arti hidup...
Dia beri aku arti kebahagiaan...
Dia membantu ku menyadari arti cinta...
Dia beri aku arti kesedihan...
Dia membantu ku menjadi Aku...